SUARAJATIM - Kesigapan warga dalam menit-menit awal kecelakaan lalu lintas sering kali menentukan nasib korban. Di banyak kasus, korban justru mengalami kondisi lebih parah bukan karena benturan awal, melainkan akibat penanganan pertama yang keliru di lokasi kejadian. Celah inilah yang coba diisi melalui pelatihan Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) yang digelar Jasa Raharja Perwakilan Kediri bersama RSUD Srengat Blitar di Kelurahan Srengat, Kabupaten Blitar.
![]() |
| Peserta dari aparatur kelurahan, RT, RW, dan tokoh masyarakat mengikuti pelatihan Pertolongan Pertama Gawat Darurat yang digelar Jasa Raharja dan RSUD Srengat Blitar. |
Kegiatan dibuka oleh Lurah Srengat, Agus Susilo. Materi PPGD disampaikan langsung oleh tim medis RSUD Srengat Blitar yang telah berpengalaman menangani kasus gawat darurat. Peserta tidak hanya menerima paparan teori, tetapi juga dikenalkan pada langkah-langkah praktis yang aman saat menghadapi korban di tempat kejadian perkara.
Fokus utama pelatihan ini adalah mencegah kesalahan penanganan awal yang berpotensi meningkatkan tingkat fatalitas korban. Dalam situasi darurat, tindakan spontan seperti memindahkan korban tanpa prosedur yang tepat justru bisa memperburuk kondisi, terutama pada cedera tulang belakang atau pendarahan internal.
Selain pelatihan PPGD, Penanggung Jawab Jasa Raharja Blitar juga memberikan sosialisasi Undang-Undang Nomor 33 dan 34 Tahun 1964. Peserta mendapatkan pemahaman mengenai perlindungan dasar bagi korban kecelakaan lalu lintas serta gambaran risiko kecelakaan di jalan raya yang masih tinggi.
Kepala Jasa Raharja Cabang Kediri, Nur Asnawi Azis, menilai keterlibatan warga menjadi faktor penting dalam rantai penyelamatan korban kecelakaan.
“Kami berharap kegiatan ini memberikan pemahaman kepada peserta tentang bahaya kecelakaan lalu lintas dan pengetahuan bagaimana memberikan penanganan pertama kepada korban di TKP,” ujar Nur Asnawi Azis.
Ia juga menyampaikan harapan agar pelatihan semacam ini dapat memberi dampak jangka panjang bagi keselamatan lalu lintas di daerah.
“Dengan bekal yang dimiliki masyarakat, kami berharap angka kecelakaan lalu lintas dan tingkat fatalitas korban, khususnya di wilayah Kabupaten Blitar, bisa ditekan,” kata Nur Asnawi Azis.
Melalui pelatihan ini, warga tidak lagi sekadar menjadi saksi di lokasi kecelakaan, melainkan bagian dari upaya penyelamatan yang tepat dan bertanggung jawab. Pengetahuan sederhana, jika diterapkan dengan benar, dapat menjadi pembeda antara selamat dan kehilangan nyawa.

