SUARAJATIM — Di tengah hiruk-pikuk lalu lintas kota besar, angka kecelakaan jalan raya terus menjadi perhatian. Jasa Raharja Cabang Surabaya mencatat penyaluran santunan sebesar Rp 42,1 miliar hingga Oktober 2025. Angka ini meningkat 14 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang tercatat sebesar Rp 36,9 miliar.
Peningkatan nilai santunan ini bukan sekadar angka. Ia mencerminkan realitas di lapangan: tingginya risiko berkendara di wilayah perkotaan. Dari 2.092 kasus kecelakaan yang terjadi sepanjang tahun ini, sebagian besar melibatkan pengendara sepeda motor. Bahkan, 84 persen korban tercatat sebagai pengguna kendaraan roda dua.
Yang lebih mengkhawatirkan, 39 persen korban berada dalam rentang usia produktif. Artinya, dampak kecelakaan bukan hanya pada individu, tetapi juga pada produktivitas keluarga dan ekonomi masyarakat secara luas.
Kepala Cabang Jasa Raharja Surabaya, Yansen Adaw, mengungkapkan bahwa tiga kecamatan dengan tingkat kecelakaan tertinggi adalah Wonokromo, Gayungan, dan Gubeng. Ketiganya merupakan kawasan padat lalu lintas yang menjadi simpul aktivitas warga.
“Kami terus berupaya menekan angka kecelakaan melalui edukasi keselamatan lalu lintas, pelatihan pertolongan pertama, hingga pelayanan kesehatan gratis bagi kru angkutan umum,” ujar Yansen.
Langkah-langkah tersebut merupakan bagian dari pendekatan sosial yang diterapkan Jasa Raharja. Edukasi diberikan kepada pelajar dan pengajar di sekolah, sementara Forum Keselamatan Lalu Lintas (FKLL) digelar secara berkala bersama pemangku kepentingan seperti Dinas Perhubungan, Ditlantas, dan rumah sakit.
Dengan pendekatan yang menyentuh berbagai lapisan masyarakat, Jasa Raharja berharap dapat membangun kesadaran kolektif akan pentingnya keselamatan berkendara. Sebab, di balik setiap angka statistik, ada nyawa dan keluarga yang terdampak.
![]() |
| Kepala Cabang Jasa Raharja Surabaya, Yansen Adaw, mengungkapkan bahwa tiga kecamatan dengan tingkat kecelakaan tertinggi adalah Wonokromo, Gayungan, dan Gubeng |
Yang lebih mengkhawatirkan, 39 persen korban berada dalam rentang usia produktif. Artinya, dampak kecelakaan bukan hanya pada individu, tetapi juga pada produktivitas keluarga dan ekonomi masyarakat secara luas.
Kepala Cabang Jasa Raharja Surabaya, Yansen Adaw, mengungkapkan bahwa tiga kecamatan dengan tingkat kecelakaan tertinggi adalah Wonokromo, Gayungan, dan Gubeng. Ketiganya merupakan kawasan padat lalu lintas yang menjadi simpul aktivitas warga.
“Kami terus berupaya menekan angka kecelakaan melalui edukasi keselamatan lalu lintas, pelatihan pertolongan pertama, hingga pelayanan kesehatan gratis bagi kru angkutan umum,” ujar Yansen.
Langkah-langkah tersebut merupakan bagian dari pendekatan sosial yang diterapkan Jasa Raharja. Edukasi diberikan kepada pelajar dan pengajar di sekolah, sementara Forum Keselamatan Lalu Lintas (FKLL) digelar secara berkala bersama pemangku kepentingan seperti Dinas Perhubungan, Ditlantas, dan rumah sakit.
Dengan pendekatan yang menyentuh berbagai lapisan masyarakat, Jasa Raharja berharap dapat membangun kesadaran kolektif akan pentingnya keselamatan berkendara. Sebab, di balik setiap angka statistik, ada nyawa dan keluarga yang terdampak.

